Kamis, 01 Desember 2011

jawaban UTS statistik

Jawaban UTS Statistika
Nama : Ice Meliyawati
NIM : 0802334
Kelas : Dik 7C

Pemetaan Data Minat Baca Cerpen pada Remaja
Coding Scheme
No. Kategori Variabel Ket. Sel
Nama 1-30 1,2
Jenis Kelamin Laki-laki : 1
Perempuan : 2 3
Usia 13-18 tahun 4,5
Kelas 7 - 12 6,7
Kemampuan Membaca Rendah : 1
Sedang : 2
Tinggi : 3 8
Minat Baca Rendah : 1
Sedang : 2
Tinggi : 3 9
Jumlah cerpen yang pernah dibaca 0 - 25 10, 11

Coding Form
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
0 1 2 1 3 0 7 2 2 1 0
0 2 2 1 3 0 7 2 2 0 7
0 3 1 1 4 0 7 1 1 0 5
0 4 1 1 4 0 8 2 1 0 9
0 5 2 1 3 0 8 2 2 1 0
0 6 1 1 4 0 8 2 2 0 9
0 7 1 1 4 0 9 2 1 0 8
0 8 1 1 5 0 9 3 3 0 7
0 9 2 1 3 0 9 1 2 0 4
1 0 2 1 4 0 8 2 3 1 5
1 1 1 1 4 0 9 2 1 0 6
1 2 2 1 5 0 8 2 2 1 0
1 3 2 1 5 0 9 2 2 0 9
1 4 2 1 5 0 9 2 2 0 7
1 5 1 1 5 0 8 1 1 0 8
1 6 1 1 6 1 0 3 1 1 0
1 7 2 1 6 1 0 3 3 2 0
1 8 2 1 7 1 0 2 3 1 0
1 9 1 1 6 1 2 2 1 0 9
2 0 2 1 5 1 1 2 2 1 0
2 1 2 1 7 1 1 1 2 2 0
2 2 1 1 7 1 0 3 1 0 6
2 3 2 1 6 1 1 1 2 1 5
2 4 2 1 7 1 1 1 3 2 2
2 5 1 1 6 1 2 2 1 0 9
2 6 1 1 8 1 2 2 2 0 7
2 7 1 1 8 1 2 1 1 1 5
2 8 2 1 6 1 2 3 2 1 0
2 9 2 1 7 1 0 2 3 2 4
3 0 1 1 8 1 0 3 1 0 9

a. Contoh-contoh data
Contoh data nominal adalah data jenis kelamin, data jenis pekerjaan, data tahun lahir, data status marital, dan data usia.
Contoh data ordinal adalah data kepuasan kerja karyawan, data prestasi kerja karyawan, data tingkat pendidikan karyawan, data rangking siswa dalam sebuah kelas, dan data hasil ulangan siswa dalam sebuah kelas.
Contoh data interval adalah data temperatur yang diukur menggunakan termometer, data sistem kalender, data hasil tes bakat, data hasil tes kecerdasan, dan data hasil psikotest.
Contoh data ratio adalah data skor ujian, data jumlah buku, data hasil pengukuran berat, data hasil pengukuran luas, dan data hasil pengukuran kemampuan membaca cepat pada siswa.
b. Contoh judul penelitian
Efektivitas Teknik Alfa dalam Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi Siswa SMP Kelas VII
Jenis Data: Rasio
Penerapan Teknik Akrostik dalam Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi Siswa SMP Kelas VII
Jenis Data: Rasio

Data Hasil Ulangan Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMP 3 Bandung
Tabel Distribusi Frekuensi
No. Kelas Interval Tally X1 F F. X1
1. 63 – 67 IIII IIII
65 10 650
2. 68 – 72 IIII III
70 8 560
3. 73 – 77 IIII 75 4 300
4. 78 – 82 IIII II
80 7 560
5. 83 – 87 IIII
85 5 425
6. 88 – 92 IIII II
90 7 630
7. 93 – 96 IIII IIII
95 9 855
Jumlah 50 3980

Mean:
x ̅= (∑▒〖F.X1〗)/(∑▒F)= 3980/50=79,6

Median:
Median terletak pada kelas interval 78-82
b= (77+78)/2=77,5
P = 5
n = 50
Frekuensi sebelum kelas median (F) = 22
Frekuensi kelas median (f) = 7
Me=b+P ((1/2 n- F)/f)
Me=77,5+5 ((1/2 50- 22)/7)
Me =77,5+5 ((25- 22)/7)
Me =77,5+(15/7)
Me = 77,5 + 2,14
Me = 79,64
Modus :
Modus terletak pada kelas interval 78-82
b = 77,5
P = 5
b1 = 7– 4 = 3
b2 = 7– 5 = 2
Mo=b+P [b_1/(b_1+b_2 )]
=77,5+ 5 [3/(3+2)]
=77,5+5(3/5)
=77,5+15/5
=77,5+3
=80,5

a. Diagram Histogram dan Poligon dari Data Hasil Ulangan Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMP 3 Bandung












Standar Deviasi
M






b. Diagram Ozaiv dari Data Hasil Ulangan Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMP 3 Bandung



Daftar kumulatif kurang dari

Hasil Ulangan (x) fkum
Kurang dari 63
Kurang dari 68
Kurang dari 73
Kurang dari 78
Kurang dari 83
Kurang dari 88
Kurang dari 93
Kurang dari 97 0
10
18
22
29
34
41
50

Daftar kumulatif lebih dari
Hasil Ulangan (x) fkum
63 atau lebih
68 atau lebih
73 atau lebih
78 atau lebih
83 atau lebih
88 atau lebih
93 atau lebih
97 atau lebih 50
40
32
28
21
16
9
0







Standar Deviasi
Mean = 79,6 (80)
No. Kelas Interval X1 F F. X1 X_(1 - X ̅ ) (X_(1-X ̅ ) )^2 f(X_(1-X ̅ ) )^2
1. 63 – 67 65 10 650 -15 225 2250
2. 68 – 72 70 8 560 -10 100 800
3. 73 – 77 75 4 300 -5 25 100
4. 78 – 82 80 7 560 0 0 0
5. 83 – 87 85 5 425 5 25 125
6. 88 – 92 90 7 630 10 100 700
7. 93 – 96 95 9 855 15 225 2025
Jumlah 50 3980 700 6000


s^2= (f(X_(1-X ̅ ) )^2)/(n-1)= 6000/(50-1)=6000/49=122,449
s= √122,449
S = 11,06

artikel evaluasi BIPA

Artikel:
“Kategori Frase Nomina, Frase Adjektiva, dan Frase Predikat
dalam Aturan Tata Bahasa Bahasa Indonesia”

oleh
Ice Meliyawati
0802334
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia

Frasa atau frase adalah sebuah istilah linguistik. Lebih tepatnya, frase merupakan satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan kalimat.
Chaer (2003:222) mendefinisikan frase sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat non predikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.
Ramlan (2005:138) juga mendefinisikan frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia frase (2008:423) diartikan gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif. Dari beberapa pengertian frase di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa frase adalah satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif, dan bisa mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.
Pada artikel ini, akan dibahas mengenai frase nomina, frase adjective, dan frase predikat yang terdapat dalam buku Understanding Indonesian Grammar.
1. Frase Nomina/ kata benda
Perluasan frase nomina terbagi menjadi 8 kategori:
a. The Head Noun (Kata Benda Utama)
Frase kata benda adalah urutan kata-kata yang berfungsi sama sebagai kata benda, hal itu dapat terjadi jika posisinya sama di dalam kalimat sebagai kata benda tunggal. Contoh:
Dia punya mobil
Kata yang di garis bawahi pada kalimat diatas yang berarti “mobil” berdiri sendiri atau disebut juga dengan kata benda tunggal.
Menurut Ramlan (2005:145) frase nomina ialah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata nomina. Untuk membuktikan persamaan distribusi tersebut kita dapat melihat contoh:
Ia membeli baju baru
Ia membeli baju
Frase baju baru dalam klausa diatas mempunyai distribusi yang sama dengan kata baju. Kata baju termasuk golongan kata nomina, karena itu, frase baju baru termasuk golongan frase nomina/kata benda.
b. Adjectives (Kata Sifat)
Hasan Alwi mendefinisikan Adjektiva/kata sifat (2003:171) adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Kata sifat mengacu pada karakteristik orang atau benda-benda, seperti besar dan hijau. Contoh kata sifat yang diikuti kata benda misalnya rumah besar dan daun hijau.
Pada kata sifat dapat diikuti dengan kata “yang”. Ini diartikan sebagai anak kalimat (relative clause). Contohnya rumah yang besar atau daun yang hijau.
c. Possessors (Kata Milik)
Kata milik yang pertama adalah mengikuti kata benda utama (the head noun). Mungkin saja kata benda atau kata ganti. Misalnya mobil Tomo atau rumah saya. Pada kalimat tersebut menunjukan bahwa yang mempunyai mobil adalah orang yang bernama Tomo dan yang mempunyai rumah itu adalah saya (sebuah pengakuan dari pemiliknya). Kata milik kedua menyatakan bahwa kata milik bisa kepunyaan miliknya. Misalnya kantor ayah saya. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa yang memiliki kantor tersebut adalah ayah saya/ anak dari pemilik kantor (sebuah pengakuan dari subjek, misalnya bernama Wati atau Tomo). Kata milik ketiga adalah kata milik yang mengikuti kata sifat kalau kata sifatnya didahului kata “yang”, yang mana didahului kata milik. Misalnya pada kalimat rumah saya yang besar. Kata “besar” merupakan kata sifat yang sebelumnya didahului oleh kata “yang”. Maksud dari kalimat tersebut adalah rumah yang besar itu adalah milik saya (kepunyaan subjek, misalnya Wati atau Tomo). Selain itu, kata milik menunjukan kepunyaan –nya: misalnya namanya “its name”, sedangkan “his” dan “her” adalah salah satu –nya atau dia: namanya, nama dia “his/her name”. Misalnya dalam contoh namanya Rokmah atau nama dia Wendy Septiano.
d. Demonstratives (Kata Ganti Tunjuk)
Secara keseluruhan kata ganti tunjuk yaitu “ini” dan “itu”. “Ini” selalu terjadi diakhir frase benda. Kata atau frase mengikuti “ini” atau “itu” tidak dapat disamakan dengan frase benda; kata ganti tunjuk selalu terjadi di akhir frase. Contoh:
1) gunung tinggi itu#. (di akhir frase benda dengan “itu”)
2) gunung itu# tinggi. (klausa dengan “itu” menandai di akhir subjek frase kata benda)
3) Itu# gunung tinggi. (klausa dengan “itu” berdiri sendiri sebagai subjek frase benda)
e. Possessor and Demonstrative Together (Kata Milik dan Kata Ganti Tunjuk Bersamaan)
Ketika kata ganti milik dan kata ganti tunjuk bersamaan di bahasa Inggris kata milik bisa jadi diungkapkan dalam cara berbeda. sebagai ganti “my” kami menyebutnya “of mine”, dan seterusnya. Hal ini tidak sama di dalam bahasa Indonesia. Contoh:
Rumah saya. My house.
tetapi Rumah saya ini. This house of mine.
Ketika kata ganti kepunyaan seperti “mine, yours, ours, her” terjadi dalam bahasa Inggris ketika terpisah dari frase tidak sejalan di bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia kata ganti orang harus datang setelah kata benda menunjukan bahwa itu kata ganti kepunyaan. Misal, “This car is mine” harus diungkapkan: Mobil ini mobil saya, yang mana secara harfiah artinya “this car is my car”. Biar bagaimanapun, bahasa Indonesia mungkin saja ada banyak pengabaian dari benda dan mengatakan: ini mobil saya “this is my car”. Sementara dalam konteks kata benda tidak dapat dihilangkan jadi harus diulangi kembali. Misal, rumah saya dekat rumah Kardi. My house is near Kardi’s.
f. Mofifying noun (Perubahan Kata Benda)
Perubahan kata benda mengikuti kata benda utama memberikan informasi tentang itu. Terdapat cakupan luas dalam hubungan diantara dua benda; misalnya, perubahan kata benda harus menyatakan apa yang sedang dilakukan kata benda utama (pemain tenis; tennis player), terbuat dari (sate ayam; chicken sate), apa yang sedang dilakukan (mesin pendingin; cooling machine), dan sebagainya.


g. Relative clause s(Anak Kalimat)
Anak kalimat didahului kata “yang” dan mengikuti seluruh bagian frase kecuali “itu” dan “ini”. Misal, rumah yang dijualnya itu.
h. Modifying verbs (perubahan kata kerja)
Perubahan kata kerja mengikuti kata benda utama dan menggambarkan digunakan untuk apakah kata benda. Kata kerja tidak memiliki imbuhan (afiks). Misalnya dalam kata kamar mandi “bathroom”
Berdasarkan kategori frase nomina yang dijelaskan pada buku Understanding Indonesian Grammar, struktur tata bahasa Inggris tidak jauh berbeda dengan tata bahasa Indonesia. Hanya saja dalam beberapa konteks tertentu terdapat beberapa perbedaan antara Struktur bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia.

2. Frase Adjektiva (Frase Kata Sifat)
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa frase kata sifat adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat (Ramlan 2003:171). Kata sifat mengacu pada karakteristik orang atau benda-benda, seperti besar dan hijau.
Kata sifat bertindak utama termasuk frase komparatif, frase superlatif, dan frase ekuatif. Adapun penjelasannya adalah:
a. Comparative pharases (frase Komparatif)
Frase komparatif menunjukan tingkat perbandingan orang ataupun benda yang lebih berkualitas atau lebih baik. Frase perbandingan dapat menggunakan kata lebih “more” dan digunakan sebelum kata sifat. Misal lebih cantik “more beautiful”. Untuk menyatakan perbandingan pada orang atau benda di awal frase menggunakan pembatas kata “dari” atau “daripada”. Contoh:
Dia lebih tinggi daripada saya.
Jika perbandingannya menyatakan kualitas yang kurang dibandingkan sesuatu menggunakan kata kurang “kurang”. Contoh:
Mobil saya kurang mahal daripada mobil Kardi.
Kata “lebih” dapat mendahului sebuah kata bilangan yang menentukan kata sifat. Menunjukan jauh “far”, sedikit “a little”, dan petunjuk dalam jarak, berat, dan ukuran. Contoh:
Rumah saya jauh/sedikit lebih besar.
Rumah saya dua kali lebih besar.
Frase seperti “as big as” (lebih besar daripada)’ mengungkapkan bentuk ekuatif (bentuk persamaan), sebutan dibawah. Bagaimanapun, ungkapan “twice as big as” (dua kali lebih besar) sama pengertiannya dengan “two times bigger than” (dua kali lebih besar), ini disebut juga frase komparatif. Contoh:
Rumah saya dua kali lebih besar daripada rumah Kardi.
b. Superlative phrases (frase Superlatif)
Frase Superlatif menunjukan tingkat kualitas yang paling tinggi dibandingkan frase komparatif. Kita bisa menggunakan kata “paling” atau prefiks ter-, lebih ‘most’, sebelum kata sifat: paling besar “biggest”, terbaik “best”.
Frase superlatif dapat diikuti kata bilangan dalam frase yang memberikan batasan informasi frase, mencakup frase awal dengan kata “di” dan “dari”:
Ini restoran yang terbaik di kota. This is the best restaurant in the town.
Parman orang yang paling kaya dari semua teman saya. Paman is the richest of all my friends.
Prefiks ter- tidak selalu digunakan dengan berbagai kata sifat dibandingkan dua suku kata, dengan menggunakan kata “paling” menjadi paling berani “bravest”. Frase superlatif sering berisikan kata kerja perbuatan seperti kata sifat. Dalam hal ini kata “paling” dapat digunakan. Misal, paling berguna “most useful”, paling menyenangkan “most pleasing”. Ketika frase superlatif terjadi pada kata benda sering didahului dengan kata “yang”.
c. Equative phrase (frase ekuatif)
Frase ekuatif menyatakan kualitas yang sama atau hampir sama dengan sesuatu yang dibandingkan.
Kita dapat menggunakan kata se- untuk kata sifat. Misalnya pada kalimat Gedung ini setinggi gedung itu. Maksud setinggi dari kalimat tersebut adalah menunjukan persamaan (persisi sama) antara gedung yang ini dan gedung itu (yang ditunjukan).
Kita dapat menggunakan frase dengan menggunakan kata “sama + kata sifat + -nya + dengan”. Contoh:
Gedung ini sama tingginya dengan gedung itu.
Dua bentuk tidak selalu dapat menggantikan satu sama lainnya. Hanya salah satu dengan se- dapat mengikuti kata “tidak”. Hanya bentuk kata “sama”... –nya dapat digunakan dua benda dibandingkan diungkapkan pada subjek. Contoh:
John tidak setinggi saya. Maksudnya saya tinggi, sedangkan John pendek bila dibandingkan dengan saya.
John dan Mary sama pandainya. Maksudnya John dan Mary sama-sama pandai, tidak ada yang di bandingkan.
Hampir “almost” dapat didahului se- frase. Contoh:
Dia hampir setinggi saya. He is almost, as tall as me.
Berdasarkan ketiga perluasan frase kata sifat diatas dalam buku Understanding Indonesian Grammar terdapat pula dalam bahasa Indonesia. Hanya saja dalam bahasa Indonesia disebut dengan tingkat bandingan yang terdapat dalam adjektiva (kata sifat).

3. Frase Predicate (Frase Predikat)
Predikat adalah bagian dari klausa yang mengatakan sesuatu tentang subjek. Predikat wajib memiliki titik tengah. Bisa berupa kata benda, seperti Dia guru “she is a teacher”, sebagai kata sifat “Dia cantik” “she is pretty”, sebagai kata kerja, seperti “Dia tidur” “She is sleeping”, atau salah satu dari sejumlah kelas kata yang lain. Sebuah frase predikat opsional mengandung beberapa komponen lainnya, hal yang lebih penting akan dibahas di bawah ini. Penanda waktu dan kata bantu (modals) menjelaskan konsep seperti tense dan aspek, yang mana bagian dari penanda kata kerja dalam bahasa Inggris.
Perluasan frase predikat menurut Sneddon terbagi menjadi 2 kategori:
a. Temporal marker (Penanda Waktu)
Penanda waktul menyatakan bahwa sebuah tindakan atau keadaan yang telah terjadi, sedang terjadi, atau belum terjadi. Contoh:
Saya sudah makan. I’ve eaten.
Dia sedang makan. She has sat down.
Kemarin dia akan makan di restoran tapi uangnya habis. Yesterday she was going to eat at restaurant but she had no money left.
Penggunaan kata “telah” sama artinya dengan kata “sudah” hanya lebih formal, penggunaan kata “sedang” menunjukan perbuatan yang sedang berlangsung, kata “pernah” menunjukan kejadian yang telah terjadi dimasa lalu atau digunakan untuk terjadi, kata “akan” menunjukan tindakan di masa datang atau hal yang direncanakan, kata “masih” menunjukan tindakan yang masih terjadi, dan kata “baru” menunjukan tindakan yang baru saja terjadi.
Penanda waktu dapat digabung; hanya pada umumnya penggabungan menggunakan akan dan lainnya. Contoh:
Kami akan sudah selesai kalau Anda kembali jam lima.
Penanda waktu dapat terjadi dengan kata benda dan kata sifat, meskipun beberapa penggabungan tersebut jarang terjadi. Misalnya dalam kalimat:
Ratna sudah guru. Kata “sudah menandakan waktu yang telah terjadi, sedangkan kata “guru” menunjukan kata benda. Contoh yang lainnya misalnya dalam kalimat Ratna masih cantik. Kata “masih” menunjukan penanda waktu yang masih terjadi, sedangkan kata “guru” menunjukan kata sifat.
b. Modals (Kata Bantu)
Modals mengacu pada konsep seperti kemungkinan, kemampuan, dan kebutuhan. modals yang sering muncul adalah can (dapat), be able (bisa), may (boleh), be allowed (boleh), must (harus), have to (harus).
Terjemahan ini berbeda tergantung pada tindakan apakah termasuk past (lampau), present (sekarang), future (yang akan datang), sebagai contoh:
Saya harus pergi. I have to go.
Kemarin saya harus pergi. Yesterday I had to go.
Besok saya harus pergi. Tomorrow I will have to go.
Kalimat pertama dengan kata “harus pergi” menunjukan kejadian sekarang (present), kalimat kedua “harus pergi” menunjukan kejadian yang sudah terjadi (past), dan kalimat ketiga “harus pergi” menunjukan kejadian untuk yang akan datang (future).
Sejumlah penanda waktu dan kata bantu yang terjadi seperti yang ada di bawah ini:
Saya akan harus menemui dia. I will have to meet him.

Dari beberapa pembahasan frase nomina/kata benda, frase adjektif/kata sifat, dan frase predikat diatas dalam bahasa Inggris, sebenarnya sama saja dalam aturan tata bahasa bahasa Indonesia, hanya saja dalam konteks tertentu terdapat beberapa perbedaan antara struktur bahasa Inggris dengan struktur bahasa Indonesia.
Pada pembahasan artikel diatas terkait frase nomina, frase adjektif, dan frase predikat diatas semoga bermanfaat untuk pembaca pada umumnya, pelajar dan guru bahasa Indonesia pada khusunya. Aturan Tata Bahasa Bahasa Indonesia juga hendaknya diterapkan sebaik-baiknya untuk pengajar asing (Bahasa Indonesia Penutur Asing) agar kelak tidak terjadi pertentangan yang merumitkan. Seorang pengajar harus menjelaskan secara jelas kepada pembelajar bagaimana aturan tata bahasa dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris.



Daftar Rujukan:
Alwi, Hasan., dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Ramlan.2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis.Yogyakarta: C.V. Karyono.
Tim Penyusun. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Jumat, 06 Mei 2011

artikel kewirausahaan

JUJUR KUNCI SUKSES UNTUK BERWIRAUSAHA

Jujur adalah mampu mengatakan yang sebenarnya walaupun kebenaran tersebut menyakitkan. Dengan jujur hidup seseorang akan lebih di hargai oleh orang lain dibandingkan dengan orang yang berbicara dusta. Kejujuran merupakan sendi pokok bagi kelangsungan hidup yang diikuti kegiatan pikiran dan kerja keras. Jujur juga merupakan sikap terpuji yang dianjurkan oleh agama. Orang yang beriman dan bertakwa pada Allah dengan setulus hati pasti dalam hidupnya ingin berusaha untuk bersikap jujur. Karena selain di percaya oleh orang lain sebagai orang yang selalu berkata jujur, kejujuran juga akan membuat kita tenang, tidak emosional, sabar, teratur dalam menjalankan pekerjaannya.
Jujur dalam berwirausaha artinya berkata dengan sebenarnya dan mengatakan apa adanya. Bila barang dagangan yang dia punya adalah baik katakan baik dan bila barang dagangan itu rusak katakan rusak. Kejujuran dapat disamakan dengan “amanah”. Amanah adalah bila diberi kepercayaan dalam berwirausaha tidak khianat, kalau berkata selalu benar dan jika berjanji dalam bisnis tidak mungkir. Justru orang yang amanah  adalah orang yang diberikan kepercayaan dia akan berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankan kepercayaan yang di berikan oleh rekan bisnisnya maupun konsumen yang sudah percaya padanya. Orang yang amanah  dapat dikatakan jujur karena dia juga selalu berkata benar dan apa adanya, tanpa ada yang ditutup-tutupi. Dan orang yang amanah dia juga akan berusaha untuk menepati janji setiap kali dia mempunyai janji dengan orang lain maupun rekan bisnisnya. Sifap jujur harus dimiliki oleh seorang wirausahawan, karena dengan jujur akan mendatangkan konsumen dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.  Dengan kesediaan berkata jujur, berarti setiap perbuatan yang dilakukan oleh wirausahawan maknanya dapat menyenangkan orang lain maupun diri sendiri.
Seorang wirausahawan juga harus memiliki harapan dalam usahanya, harapan agar usahanya bisa terus berkembang dan maju, memenuhi pangsa pasar dan mengikuti persaingan global yang ketat. Harus mempunyai obsesi yang tinggi untuk bisa mewujudkan itu semua dengan terus berusaha menjadi yang terbaik dari semua yang terbaik. Dan juga harus memiliki impian. Impian untuk menambah usaha kerja yang lebih banyak lagi, membuka cabang usaha ke beberapa daerah,  impian untuk membuka jaringan yang lebis luas dan lain sebagainya.
Selain sifat jujur sifat lain yang harus dimiliki oleh wirausahawan adalah percaya diri, dengan percaya diri yang dimiliki pada seorang wiausahawan dia akan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Dia tidak pernah berpikir untuk gagal, yang ada di pikirannya adalah bagaimana mengembangkan usaha yang dimilikinya agar bisa berkembang dan mampu menjadikan usaha yang terus maju. Selain itu seorang wirausahawan harus memiliki jiwa pemimpin. Pemimpin disini dia harus memiliki tanggung jawab yang besar, memiliki inovatif dan mampu mempengaruhi orang lain. Berikut dari penelitian di Amerika Serikat, untuk menjadi wirausaha, seseorang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut menurut (Marbun, 1993:63)
a.       Percaya diri, dengan watak yang dimiliki: kepercayaan (keteguhan); ketidaktergantungan; kepribadian mantap; dan optimisme.
b.      Berorientasi tugas dan hasil, dengan watak yang harus dimiliki: kebutuhan atau haus akan prestasi; berorientasi laba atau hasil; tekun dan tabah; dan memiliki tekad, kerja keras, motivasi, energik, penuh motivasi.
c.       Pengambil resiko, yang memiliki watak:  mampu mengambil resiko dan suka pada tantangan.
d.      Kepemimpinan, dengan watak yang dimiliki dia dapat bergaul dengan orang lain, mampu menanggapi saran dan kritik.
e.       Keorisinilan, yang memiliki watak seorang wirausaha harus inovatif (pembaharu), kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, dan mengetahui banyak tentang kewirausahaan.
f.       Berorientasi ke masa depan, dengan watak yang dimiliki: pandangan ke depan; dan perspektif.
Selain sifat yang harus dimiliki seorang wirausahawan diatas, seorang wirausahawan juga  harus selalu berpikir posirif. Dengan berpikir positif itu akan membantu kita mewujudkan cita-cita, serta memberi kebahagiaan, ketenangan, dan ketentraman jiwa.

Manfaat dan Pentingnya Bersikap Jujur dalam Berwirausaha
Jujur dalam berwirausaha sangat penting terutama di masa ketika segala aspek kehidupan dipenuhi kepalsuan dan dusta. Di manapun berada, kejujuran harus di atas segalanya. Jujur adalah simbol profesionalisme kerja dan inti dari kebaikan hati nurani seseorang. Beberapa manfaat dari bersikap jujur dalam berwirausaha adalah:
a.       Dipercaya oleh konsumen
Konsumen akan percaya pada wirausaha jika dia selau bersikap jujur. Jujur ketika dia memasarkan barang dagangannya apakah barang tersebut bagus atau tidak. Atau untuk wirausaha yang berada dijalur makanan dia akan jujur apakah makanan tersebut mengandung banyak gizi, tidak berbahaya atau mengandung bahan-bahan kimiawi yang dapat merusak sisten organ tubuh dan lain sebaginya.
b.      Dipercaya oleh rekan bisnis yang lain
Dengan bersikap jujur, kita tidak hanya dipercaya oleh konsumen tetapi kita juga akan mendapatkan kepercayan dari rekan bisnis sesama wirausaha atau kemitraan yang kita punya. Dengan sikap jujur yang sudah kita tanam orang lain akan menghargai kita. Dengan bersikap jujur ini, rekan bisnis yang lain akan melirik kita misalnya bergabung dengan bisnisnya atau menanamkan modal usaha untuk kita agar usaha kita lebih maju, berkembang dan menambah usaha yang lainnya.
c.       Dipercaya oleh keluarga
Jujur merupakan sikap Rasulullah. Dengan bersikap jujur keluarga juga akan percaya pada kita. Keluarga tidak akan merasa terganggu atau bertanya-tanya apakah penghasilan yang diberikan oleh seorang suami atau ayah itu tidak halal. Karena mereka telah percaya pada kita kalau kita adalah pribadi yang jujur dan dapat bertanggung jawab.
d.      Mendapatkan keberkahan dalam usahanya
Orang yang jujur akan mendapatkan keberkahan dalam usahanya. Karena jujur merupakan sifat yang sulit untuk dipraktekan, namun ketika seseorang sudah terbiasa bersikap jujur itu akan mudah untuk dijalani. Orang yang jujur tidak hanya akan mendapatkan keberkahan dalam usahanya tetapi dia akan mendapatkan keberkahan dari Allah. Dan tentunya orang yang jujur akan dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, ''Jika engkau ingin dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka tunaikanlah jika engkau diberi amanah, jujurlah jika engkau bicara, dan berbuat baiklah terhadap orang sekelilingmu.'' (HR Ath-Thabrani).
Itulah beberapa manfaat bersikap jujur dalam berwirausaha secara garis besarnya. Dan tentunya masih banyak lagi manfaat yang dapat kita peroleh dari bersikap jujur.
Tokoh yang Dijadikan Suri Tauladan
Bila kita menilik tokoh yang dijadikan suri tauladan dalam berwirausaha kita bisa melihat pribadi Rasulullah. Beliau adalah orang yang jujur dalam berwirausaha. Tidak hanya dalam usaha, tapi beliau sebisa mungkin untuk bersikap jujur dalam tindak tuturnya. Beliau selalu menerapkan kejujuran dalam bertransaksi jual-beli. Beliau jujur ketika menimbang sesuatu, tidak pernah beliau berlaku curang dalam usahanya. Oleh sebab itu Siti Khodijah mempercayai beliau dan menyukai beliau hingga dia ingin menjadikan Rasulullah sebagai seorang suami untuknya. Tokoh yang lainnya kita bisa melihat dari Budi Hartono yang merupakan raja tembakau dari Kudus, Eka Tjipta Widjaja yang sukses berkat kegigihannya dalam merintis usaha yang digelutinya, Sukanto Tanayo raja sawit dari Medan, dan beberapa tokoh lainnya yang sukses berkat kejujuran, kegigihan dan usaha keras dalam menjalankan usaha.
Bagaimana Kita Bisa Bersikap Jujur
Untuk bisa bersikap jujur kita bisa memulai dari diri sendiri, misalnya dengan kita menanyakan pada diri kita apakah kita sudah salat atau belum ataukah kita bisa bertanya apakah kita sudah bersikap jujur pada orang tua tentang nilai-nilai sekolah atau kegiatan kita setelah sekolah karena kita datang terlambat ke rumah dan lain sebagainya.
Untuk membuktikan makna kejujuran terhadap diri sendiri, kita harus menjawab pertanyaan di bawah ini:
§  Apakah saya telah berbuat jujur terhadap diri saya?
§  Apakah saya termasuk orang yang jujur?
§  Apakah kejujuran saya terhadap keluarga, bangsa dan negara sudah benar?
§  Apakah saya pernah berbuat tidak jujur?
§  Ketidakjujuran yang mana yang telah saya lakukan?
§  Kapankah saya pernah bersikap tidak jujur?
§  Mengapa saya tidak bisa berkata jujur pada saat itu?
§  Apa yang membuat saya tidak jujur?
§   Apakah perbuatan tidak jujur dilakukan terhadap:
o   sesama teman bisnis atau orang lain?
o   pekerjaan yang saya lakukan?
§  Bagaimanakah cara saya untuk tidak melakukan ketidakjujuran?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus kita jawab dan harus terjawab. Untuk mendapatkan jawaban yang objektif mintalah pertolongan teman. Dari sana kita bisa mendapatkan jawaban yang benar atau mendekati arti kebenaran. Untuk mencapai kebenaran dan keberhasilan, kita harus menentukan apa yang menjadi sasaran atau tujuan yang hendak kita capai di dalam berwirausaha.
Salah satu kunci keberhasilan seorang wirausaha di dalam usahanya adalah sifat kejujuran dan kepercayaan dari masyarakat konsumen terhadap dirinya. Mulailah sekarang untuk berwirausaha. Anda merupakan wujud pikiran diri Anda. Berpikir dan bermimpilah secara kreatif. Dan ingatlah jika kita selalu mempersembahkan usaha yang terbaik, hal itu akan menjadikan kita seorang pemenang (Zig Ziglar). Mulailah sekarang, untuk membuka matamu, membuka pikiranmu, membuka hatimu, mengulurkan tanganmu dan rubahlah hidupmu.

Sumber:
Sukyadi, Didi., Cahyani, Isah., dan Setiadi, Riswanda. 2007. Kewirausahaan Untuk Pemelajar Bahasa dan Seni. Bandung: Basen Press.
Elfiky, Ibrahim. 2009. Terapi Berpikir Positif. Jakarta: zaman.

Selasa, 03 Mei 2011

PRAGMATIK:

Ekspresi yang Ditunjukan dan Tindak Tutur Ilokusi Pada Lagu “Ibu” yang Dinyanyikan Hadad Alwi Featruing Farhan

Ice Meliyawati
0802334
Abstract
The problem of speech acts are very unique to be studied. Someone who has the intent and function of speech what is spoken. Speaker wants to communicate something or information to the opponents said, but sometimes opponents said did not understand what is meant by speakers or sometimes have different meanings with the intent of speakers giving rise to errors / differences in perception between the speakers and the opponent speech. This research is a result of the study of speech in a song, which will examine the follow-ilokusi, which serves to tell or inform something to the lyrics of the song and understand the expression shown in the video clip and understand the intent of the lyrics of the song "Mother" by Haddad Alwi and Farhan .
Permasalahan dalam tindak tutur sangat unik untuk dikaji. Seseorang yang melakukan tuturan memiliki maksud dan fungsi apa yang dituturkan. Penutur ingin menyampaikan sesuatu atau informasi kepada lawan tutur namun terkadang lawan tutur tidak memahami apa yang dimaksudkan oleh penutur atau kadang memiliki makna yang berbeda dengan maksud penutur sehingga menimbulkan kesalahan/perbedaan persepsi antara penutur dan lawan turur. Penelitian ini merupakan hasil kajian dari tuturan dalam sebuah lagu, yang akan meneliti tindak ilokusi, yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu pada lirik lagu dan memahami ekspresi yang ditunjukan dalam video klip serta memahami maksud dari lirik lagu “Ibu” yang dinyanyikan Haddad Alwi dan Farhan.

Kata Kunci: lokusi, ilokusi, perlokusi, ekspresi, metode deskriptif, pragmatik, tindak tutur, teori tindak tutur Searle, konteks, ungkapan terima kasih, tuturan, maksud dan fungsi tuturan, tindak ilokusi (Ilocutionary act),

Pendahuluan
Penelitian yang berjudul Ekspresi yang Ditunjukan dan Tindak Tutur Ilokusi Pada Lagu “Ibu” yang Dinyanyikan Haddad Alwi featruing Farhan sangat unik untuk dikaji dan dijadikan sebagai penelitian karena pada lagu tersebut memiliki tindak ilokusi. Penelitian ini bertujuan melihat maksud ekspresi yang ditunjukan Haddad Alwi dan Farhan dalam video klip “Ibu”, mendeskripsikan tindak tutur ilokusi Haddad Alwi dan Farhan pada lagu “Ibu” dan meneliti arti lirik lagu tersebut. Pada lagu tersebut dimaksudkan Haddad Alwi dan Farhan untuk mengungkapkan ekspresi terimakasih pada ibu yang telah melahirkan kita. Ibu yang selalu bersinar bagai cahaya, yang selau memberikan penerangan disetiap langkah kita, kasih sayangnya selembut sutra yang selalu kita rasakan disetiap suka dan duka, dan sikapnya yang seperti embun yang selalu meyejukan hati dengan kasih dan sayangnya. Dengan pengorbanan ibu tersebut kita merasakan bahwa ibu sangat berarti untuk kita dan dia orang yang tak akan pernah terganti dalam hidup kita. Ibu begitu istimewa dalam hidup kita.
Selain penelitian ini ditujukan untuk meneliti tindak tutur ilokusi pada lagu tersebut penelitian ini dimaksudkan untuk melihat lebih dalam arti lirik lagu tersebut dan membahas sedikit ekspresi yang ditunjukan. Karena pada lirik lagu tersebut mengungkapkan kata-kata yang dapat menyentuh hati dan membuat kita teringat atas pengorbanan ibu pada kita hingga saat ini.
Realisasi dari lagu “ibu” mengundang tanya apakah maksud dari ekspresi dan lirik lagu tersebut. Untuk itu masalah yang akan diteliti dalam penelitian ekspresi yang ditunjukan dan tindak tutur ilokusi pada lagu “ibu” yang dinyanyikan Haddad Alwi featruing Farhan sebagai berikut:
1.      Apakah maksud yang di ekspresikan Haddad Alwi dan Farhan pada video klip di lagu “Ibu”?
2.       Apakah makna lirik yang disampaikan Haddad Alwi dan Farhan?
3.       Termasuk tindak ilokusi apakah dalam tindak tutur pada lagu tersebut?
Rancangan penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian semata-mata berdasarkan fakta yang diperoleh dengan mengunduh video dari you tube atau menggambarkan tindak tutur ilokusi Haddad Alwi dan Farhan dalam video tersebut dengan membuat orang lain tergerak untuk megingat sosok ibu dan mengucapkan terimakasih atas pengorbanan yang dilakukannya. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dengan beberapa tahap yakni observasi, menyimak, dan mencatat (mentranskrip).

Landasan Teori
Kajian pragmatik lebih menitikberatkan pada ilokusi dan perlokusi daripada lokusi sebab di dalam ilokusi terdapat daya ujaran (maksud dan fungsi tuturan), perlokusi berarti terjadi tindakan sebagai akibat dari daya ujaran tersebut. Tindak ilokusi adalah sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak ilokusi disebut sebagai The Act of Doing Something. Tindak ilokusi yang merupakan bagian sentral dalam kajian tindak tutur dibagi menjadi lima yaitu:
1.      Representatif (representatives) seperti membuat hipotesa, menyarankan, bersumpah.
2.      Direktif (directives) seperti memerintah, meminta, mengundang.
3.      Komisif (commissivies) seperti mengusahakan, berjanji, mengancam.
4.      Ekspresif (expressives) seperti berterimakasih, mengucapkan selamat, menyambut.
5.      Deklarasi (declarations) seperti  menyatakan, menamakan.
 (Searle, 1990:357-363) (Finegan, 1992:307).

Metodologi
Penelitian pragmatik tentang ekspresi yang ditunjukan dan tindak tutur ilokusi pada lagu “Ibu” yang dinyanyikan Haddad Alwi featruing Farhan dilakukan dengan menentukan topik,  dari topik tersebut kita harus memberikan alasan mengapa mengambil topik tersebut, menyampaikan tujuan dengan maksud apa yang kita cari dari topik tersebut dan menentukan masalah yang berupa pertanyaan yang nantinya akan terjawab dalam analisis. Setelah proses diatas, penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data yang mendukung tentang penelitian tersebut, mengunduh video klip “Ibu” dari youtube pada hari kamis, 10 Maret 2011.
Untuk mengerjakan analisis dibutuhkan beberapa hari untuk merenung apakah analisis yang akan diteliti memiliki masalah untuk dikaji. Butuh satu minggu untuk membaca beberapa referensi, diantaranya buku yang dijadikan referensi adalah buku Pragmatik karya George Yule, Pragmatik dan Penelitian Pragmatik karya F.X Nadar dan beberapa referensi dari internet. Meneliti setiap ekspresi yang ditunjukan Haddad Alwi dan Farhan serta memahami setiap lirik lagu yang dinyanyikan merupakan rutinitas sebelum memulai mengerjakan analisis. Beberapa cara yang dilakukan saat menganalisis lagu “Ibu” diantaranya dengan membaca referensi dari sumber-sumber yang mendukung tentang konsep kajian pragmatik ilokusi, memahami setiap kata dan kalimat yang disampaikan oleh pengarang dengan teliti dan memberikan tanda yang dianggap kata-kata kunci atau kata-kata penting untuk penelitian.
Sumber buku yang dijadikan bahan penelitian merupakan buku terjemahan sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk memahami setiap ejaan yang disampaikan dan butuh dua sampai tiga kali untuk membacanya. Untuk membuat kesimpulan dilakukan dengan membaca isi kajian yang memuat deskripsi data dan analisis data. Kesimpulan ditarik dari analisis data yang telah dikaji dengan menggunakan tindak ilokusi, menyimpulkan tindak tutur ilokusi yang terdapat pada lirik lagu tersebut.

Isi
pragmatics (n) - pragmatik - pragmatika
pragmatis (adj) : melihat sesuatu dari kegunaan
pragmatisme: aliran yang melihat sesuatu dari kegunaan
Seseorang berkomunikasi pasti mempunyai maksud untuk diungkapkan. Maksud dan fungsi dapat diungkapkan dengan berbagai bentuk/struktur. Untuk maksud membuat seseorang hadir dalam suatu pesta ulang tahun, penutur dapat mengungkapkannya dengan kalimat direktif. Mengucapkan selamat atas kesuksesan dalam karier pada seseorang penutur dapat mengungkapkannya dengan kalimat deklaratif. Pragmatik cenderung ke fungsionalisme daripada formalisme. Pragmatik berbeda dengan semantik dalam hal pragmatik mengkaji maksud ujaran dengan satuan analisisnya berupa tindak tutur (speech act), sedangkan semantik menelaah makna satuan lingual (kata atau kalimat) dengan satuan analisisnya berupa arti atau makna.
Kajian pragmatik lebih menitikberatkan pada ilokusi dan perlokusi daripada lokusi sebab di dalam ilokusi terdapat daya ujaran (maksud dan fungsi tuturan), perlokusi berarti terjadi tindakan sebagai akibat dari daya ujaran tersebut. Sementara itu, di dalam lokusi belum terlihat adanya fungsi ujaran, yang ada barulah makna kata/kalimat yang diujarkan. Berbagai tindak tutur yang  terjadi di masyarakat, baik tindak tutur representatif, direktif, komisif, ekspresif dan deklaratif, tindak tutur langsung dan tidak langsung, maupun tindak tutur literal dan tidak literal atau kombinasi dari dua/lebih tindak tutur tersebut, merupakan bahan sekaligus fenomena yang sangat menarik untuk dikaji secara pragmatis.
Searle (1975) membagi tindak tutur menjadi tiga macam tindakan yang berbeda, yaitu tindak lokusioner ‘utterance act’ atau ‘locutionary act’, tindak ilokusioner ‘illocutionary act’ dan tindak perlokusioner ‘perlocutionary act’. Tindakan-tindakan tersebut diatur oleh aturan atau norma penggunaan bahasa dalam situasi percakapan antara dua pihak, misalnya situasi perkuliahan, situasi perkenalan, situasi upacara keagamaan dan lain-lain (Schmidt dan Richards, 1983:37). Tindak lokusioner adalah tindak tutur yang semata-mata menyatakan sesuatu, biasanya dianggap kurang pentingdalam kajian tindak tutur. Berbeda dengan tindak ilokusioner, tindak ilokusioner adalah apa yang ingin dicapai oleh penuturnyapada waktu menuturkan sesuatu dan dapat merupakan tindakan menyatakan, berjanji, minta maaf, mengancam, meramalkan, berterimakasih, mengucapkan selamat, dan sebagainya. Tindak ilokusioner dapat dikatakan sebagai tindak terpenting dalam kajian dan pemahaman tindak tutur. Tindakan untuk mempengaruhi lawan tutur seperti memalukan, mengintimidasi, membujuk disebut tindak perlokusioner.
Konteks merupakan hal penting dalam pemahaman tindak tutur. Konteks tuturan sangat mempengaruhi interpretasi tindak tutur oleh penutur maupun lawan tuturnya. Tuturan “kamu lebih baik belajar sekarang” yang dimaksudkan sebagai tindak ilokusioner akan tergantung kepada siapa yang menuturkan dan kepada siapa tuturan tersebut dituturkan. Seandainya tuturan tersebut dituturkan oleh seorang ayah kepada anaknya yang masih sekolah di Sekolah Dasar, tuturan itu merupakan sebuah perintah. Namun, bila tuturan tersebut dituturkan oleh seorang mahasiswa kepada teman dekatnya, tentu tidak dianggap sebuah perintah. Tuturan tersebut lebih tepat dimaknai sebagai anjuran atau bujukan.
Klasifikasi tindak tutur menurut Searle
Teori tindak tutur yang yang dikembangkan Searle dipandang lebih konkret oleh beberapa ahli. Searle menggunakan ide-ide Austin sebagai dasar mengembangkan teori tindak tuturnya. Bagi Searle (l969:16), semua komunikasi bahasa melibatkan tindak. Unit komunikasi bahasa bukan hanya didukung oleh simbol, kata atau kalimat, tetapi produksi simbol, kata, atau kalimat dalam mewujudkan tindak tutur. Produksi kalimat yang berada pada kondisi-kondisi tertentu merupakan tindak tutur, dan tuturan merupakan unit-unit minimal komunikasi bahasa. Berdasarkan pandangan tersebut, pada awalnya Searle membagi tindak tutur menjadi empat jenis, yakni (a) tindak ujaran (utterance act), yaitu kegiatan menuturkan kata-kata sehingga unsur yang dituturkan berupa kata atau morfem; (b) tindak proposisional (propositional act), yaitu tindak menuturkan kalimat; (c) tindak ilokusi (Ilocutionary act), yaitu tindak menuturkan kalimat, tetapi sudah disertai tanggung jawab penutur untuk melakukan suatu tindakan; dan (d) tindakan perlokusi (perlocutionary act), yaitu tindak tutur yang menuntut mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan tertentu.
            Dalam perkembangannya, Searle (1975) mengembangkan teori tindak tuturnya terpusat pada ilokusi. Pengembangan jenis tindak tersebut berdasarkan pada tujuan dari tindak, dari pandangan penutur. Secara garis besar pembagian Searle adalah sebagai berikut:
1.         Asertif (Assertives): pada ilokusi ini penutur terikat pada kebenaran proposisi yang     diungkapkan, misalnya, menyatakan, mengusulkan, membuat, mengeluh,     mengemukakan pendapat, dan melaporkan.
2.         Direktif (Directives): ilokusi ini bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan     yang dilakukan oleh penutur; misalnya, memesan, memerintah, memohon, menuntut,     dan memberi nasihat.
3.         Komisif (Commissives): pada ilokusi ini penutur sedikit banyak terikat pada suatu     tindakan di masa depan, misalnya, menjanjikan, menawarkan. Jenis ilokusi ini     cenderung berfungsi menyenangkan dan kurang bersifat kompetitif karena tidak     mengacu pada kepentingan penutur, tetapi pada kepentingan petutur (mitra tutur).
4.         Ekspresif (Expressive): fungsi ilokusi ini ialah mengungkap atau mengutarakan sikap     psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi, misalnya:     mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam, memuji,     mengucapkan belasungkawa, dan sebagainya.
5.         Deklarasi (Declaration): berhasilnya pelaksanaan ilokusi ini akan mengakibatkan adanya     kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas, misalnya: mengundurkan diri,     membaptis, memecat, memberi nama, menjatuhkan hukuman, mengucilkan/     membuang, mengangkat, dan sebagainya.
Berdasarkan deskripsi data yang dikemukakan diatas, maka peneliti akan malakukan penelitian tentang ekspresi yang ditunjukan dan tindak tutur ilokusi pada lagu “Ibu” yang dinyanyikan Haddad Alwi featruing Farhan. Penelitian ini juga akan sedikit membahas tentang makna lirik pada lagu tersebut. Tindak ilokusi, yaitu sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Dalam ilokusi terdapat daya ujaran (maksud dan fungsi tuturan).
Kalau kita melihat dari video klip pada lagu “Ibu” yang dinyanyikan oleh Haddad Alwi dan Farhan, kita dapat melihat ekspresi kesungguhan yang disampaikan dari raut muka dan gerak tubuh yang ditunjukan. Video klip tersebut juga ditunjukan dengan kedekatan seorang anak kepada anaknya, perhatian dan perlindungan pada anaknya saat anaknya terluka, keinginan seorang ibu (jalanan) yang berusaha untuk melindungi anaknya saat keadaan hujan dan berusaha memberikan kehangatan untuk anaknya, dan pengorbanan seorang ibu yang dalam posisi hamil besar dengan sekuat tenaga menjaga buah hati ini yang masih dalam kandungan.
Tindak ilokusi yang berfungsi untuk mengatakan dan menginformasikan sesuatu ada dalam lirik lagu tersebut. Dalam lirik lagu tesebut Haddad Alwi dan Farhan memiliki maksud tuturan untuk mengucapkan terimaksih kepada ibu yang telah melahirkan kita. Pada lagu tersebut (bait 1) diungkapkan bahwa sosok seorang ibu bagaikan cahaya, dia selau meberikan penerangan untuk anak-anaknya. Penerangan disini dimaksudkan ibu sosok yang menuntun kita kepada jalan yang benar, memberikan bimbingan pada anak-anaknya, dan kasih sayangnya dapat kita rasakan pada saat kita suka dan duka. Pada saat kita dalam keadaan suka ibu kita kan merasakan suka/rasa senang kita, namun ketika kita dalam keadaan duka/sedih ibu akan merasakan sakit yang melebihi kita yang tidak pernah kita ketahui. Kalau kita bisa melihat sosok seorang ibu lebih dekat kita akan merasakan bahwa kasih sayang seorang ibu selembut sutra.
Pada (bait 2) kita akan menghayati lagu tersebut karena pada bait kedua disebutkan bahwa ibu merupakan cinta kasih dalam kehidupan kita, disebutkan juga bahwa kita takkan pernah berhenti untuk mengucapkan terimakasih karena dia yang selalu mamberikan kehangatan bagai sinar matahari. Seperti kita ketahui matahari dapat menghangatkan tubuh kita saat kita merasakan dingin. Sosok seorang ibu pun digambarkan bagaikan matahari, dia selalu memberikan kehangatan, selalu bersikap hangat dan tak pernah bersikap digin walaupun dia dalam masalah.
Bait ke-3 kita akan merasa tersentuh dengan lirik lagu tersebut karena diungkapkan dengan maksud bahwa sosok ibu seperti embun yang memberikan kesejukan hati lewat kasih sayang yang selau diberikan pada kita. Disini tindak ilokusi juga lebih ditonjolkan dengan menyebutkan bahwa sosok ibu sangat berarti (tindak tutur ekpresif) dan sosoknya takkan pernah bisa terganti dalam hidup kita bahkan ketika ibu telah meninggalkan kita. Sosoknya bagai pahlawan yang takkan mudah dan takkan pernah bisa dilupakan sampai akhir hayat kita.
Bait keempat sama seperti bait kedua bahwa kita takkan pernah berhenti untuk mengucapkan terimakasih atas cinta kasihnya dan selalu memberikan kehangatan. Bait kelima sama seperti bait kedua dan keempat namun ada lirik yang baru yaitu pengorbananmu sungguh sangat berarti. Pengorbanan ibu memang sangat berarti seperti kita ketahui pengorbanan ibu saat anaknya masih didalam kandungan, dia berusaha untuk menjaga dan memberikan nutrisi yang baik, mengandung kita dan semakin bertambah berat setiap bulannya selama sembilan bulan. Setelah lahir ibu akan berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya dan mendidik anaknya agar menjadi orang yang baik dan berguna untuk dirinya, orang tuanya, masyarakat, agama dan negara. Pengorbanan ibu begitu banyak dan kita takkan pernah sselesai untuk membahas pengorbanan seorang ibu, maka dari lirik lagu tersebut kita dapat berkaca bahwa pengorbanan ibu sangatlah berarti.
Bait terakhirpun masih sama seperti bait kedua, keempat, dan kelima hanya saja yang membedakan bait ini dinyanyikan oleh beberapa anak kecil. Dalam video itu kita dapat melihat ekspresi yang ditunjukan anak-anak dengan wajah berseri-seri untuk mengungkapkan maksud bahwa ibu cinta kasih untuknya, ibu yang bersinar bagai matahari dan memberikan kehangatannya. Ini dimaksudkan semata-mata tindak tutur ilokusi dengan maksud mengucapkan terimakasih pada ibu yang telah melahirkan kita. Dari analisis penelitian diatas kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa penelitian ini termasuk tindak ilokusi ekspresif.
Lirik lagu “Ibu” Haddad Alwi featruing Farhan




Bersinar kau bagai cahaya
Yang selalu beriku penerangan          
Selembut sutra kasihmu kan selalu kurasa
Dalam suka dan duka
Kaulah ibuku cinta kasihku
Terimakasihku takkan pernah terhenti           
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu
Bagaikan embun kau sejukkan


Hati ini dengan kasih sayangmu
Betapa kau sangat berarti
Dan bagiku kau takkan pernah terganti
Kaulah ibuku cinta kasihku
Terimakasihku takkan pernah terhenti           
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu
Kaulah ibuku   cinta kasihku              
Pengorbananmu sungguh sangat berarti
Kaulah ibuku cinta kasihku                
Terimakasihku takkan pernah terhenti
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu
Kaulah ibuku cinta kasihku                            
Terimakasihku takkan pernah terhenti
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu
Sinari hidupku dengan kehangatanmu




Kesimpulan dan Implikasi bagi Pembelajar
a.       Kesimpulan
Berdasarkan analisis maka dapat disimpulkan bahwa tindak ilokusi, yang berfungsi mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan memiliki daya ujaran (maksud dan fungsi tuturan) terdapat pada lirik lagu dan ekspresi yang ditunjukan pada video “Ibu” yang dinyanyikan oleh Haddad Alwi dan Farhan. Pada lagu tersebut tindak ilokusi yang ingin disampaikan penutur (fungsi tuturan) adalah menyampaikan terimakasih kepada ibu yang telah melahirkan kita. Pada lagu “Ibu” tersebut ada tindak tutur dalam ilokusi. Tindak tutur ilokusi tersebut adalah untuk menyatakan, memerintah,  meminta, menjanjikan, mengucapkan terimakasih, memuji.

b.      Implikasi bagi Pembelajar
Adanya ilmu pragmatik sangat bermanfaat untuk setiap orang khususnya pembelajar. Dengan mempelajari ilmu pragmatik khusunya tindak ilokusi pembelajar akan lebih mengerti (maksud dan fungsi) tuturan yang disampaikan seseorang. Penelitian ini diharapkan pembelajar memahami dan lebih tertarik lagi untuk mempelajari tindak ilokusi. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan kiranya penelitian ini dapat memperkaya dalam ranah pragmatik yang sudah banyak dilakukan. Penelitian ini dipergunakan sebagai masukan dalam pengajaran bahasa.


Pustaka Acuan

Nadar, F. X. 2009. Pragmatik  dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Saifullah, Aceng Ruhendi. PRAGMATIK: Dari Morris sampai van Dijk dan Perkembangannya di Indonesia.
Yule, George. 1996. Pragmatics. New York: Oxford University Press.
http://docs.google.com/ implikatur-percakapan-dalam-sinetron-komedi-bajaj-bajuri-edisi-salon-oneng:-sebuah-kajian pragmatik.